Rabu, 18 Oktober 2017

Segeralah pergi!

Ke manakah aku telah pergi
Jiwa ini hanya trtinggal tulang keputusasaan
Ke manakah senyum yg selalu ku junjung tinggi
Jadi hiasan hari hari mendung syahdu
Tak lagi menakutkan 


Mengapa jiwa ini teracuni lalu mudah mati
Siapa yang meracuni
Coba ceritakan 

Ternyata hatiku sudah mati
Tak tahu benar dan salah lagi
Tak mampu bercerita lagi
Tak mampu bersaksi lagi 

Sungguh aku benci dia
Yang membuatku pengeluh dan penghayal gila
Sungguh aku benci dia si gila harta dan tahta
Sungguh aku beci dia yang besar kepala dan besar perutnya 

Tak sempat kumenangis
Air mata ini telah mengering menetes dengan keringat jatuh sia sia
Tak mau kumenangis
Menjadi pecundang di depannya 

Sungguh dosa bersama dia
Sebanyak keringat dan air mataku yg telah mengering
Sungguh dosa bersama dia yang kenyang perutnya 
Sedang kami lapar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar