Kamis, 14 Februari 2013

HASIL ANALISIS SERAPAN DARI BAHASA JAWA KUNO KE BAHASA INDONESIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahas Jawa Kuno



1.             Paman                :dalam bahasa jawa kuno bermakna paman ( adik laki-laki ayah/ ibu), sedangkan diserap ke dalam bahasa indonesia masih bermakna tetap ini berarti tidak terjadi perubahan  bentuk, makna mauupn tulisan
2.             Panas                 :dalam bahasa jawa kuno bermakna rasa panas, sedangkan diserap ke dalam bahasa indonesia masih bermakna tetap yaitu hangat sekali, lawan dingin
3.             Pandan               : dalam bahasa Jawa kuno bermakna nama jenis pohon, pandanus, sedangkan diserap ke dalam bahasa indonesia masih bermakna sama, dan  tidak mengalami perubahan pada bentuk maupun tulisannya.
4.             Pañcur                : dalam bahasa jawa kuno bermakna pancur, pancar, diserap ke dalam bahasa indonesia dengan makna yang sama hanya saja tulisannya yang berubah menjadi “ pancur”.
5.             Papah                 : dalam bahasa jawa kuno berarti tangkai panjang daun kelapa atau pisang, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna yaitu berjalan dengan bersandar atau menumpukkan tangan pada bahu orang lain tetapi tulisannya tetap sama.

6.             Papan                 :dalam bahasa jawa kuno bermakna papan ; perisai (kayu bundar), diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perluasan makna menjadi kayu (besi, batu, dsb) yang lebar dan tipis tetapi makna dan bentuknya masih sama.
7.             Parahu                : dalam bahasa jawa kuno berarti perahu, disrap ke dalam bahasa indonesia masih memiliki makna yang sama yaitu kendaraan air (biasanya tidak bergeladak) yang lancip pada kedua ujungnya dan lebar ditengahnya. Amun bentuk tulisannya berbeda yaitu “ perahu”.
8.             Parah                  : dalam bahasa jawa kuno bermakna tempat yang benar, kedudukan, jurusan, diserap kedalam bahasa indonesia maknanya menjadi berat ( tentang luka). Hal ini mengalami perubahan makna total. Namun tulisannya masih tetap sama.
9.             Paras                  : dalam ahasa jawa kuno bermakna batu paras, tanah paras diserap ke dalam baasa indonesia mengalami perubahan makna total menjadi rupa muka, wajah, namun bentuk katanya masih tetap sama.
10.         Pare, papare       : dalam bahasa jawa kuno bermakana tumbuhan yang menjalar dengan buah pahit, diserap kedalam bahasa indonesia maknanya masih tetap sama tetapi bentuk tulisannya hanya “ pare” tidak ada papare.
11.         Pari                    : dalam bahasa jawa kuno bermakna padi di sawah, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total menjadi :jenis ikan laut bertulang rawan, badannya pipih, bentuk tulisannya masih tetap sama.
12.         Paribhasa           : dalam bahasa jawa kuno bermakna logat, perkataan, percakapan, suatu kaidah atau definisi yang bersifat menjelaskan, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami penyempitan makna yatu menjadi kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu saja dan juga mengalami perybaha bentuk kata menjadi “ peribahasa”.
13.         Patih                  : dalam bahasa jawa kuno bermakna pejabat tinggi dikeraton. Diserap ke dalam bahasa  indonesia mengalami perluasan makna menjadi 1. Menurut (mendengarkan) perintah, patuh, 2. Sebuatn orang besar berarti tuan. Bentuk ulisannya masih tetap sama.
14.         Pěta                    : dalam bahasa jawa kuno bermakna potret, gambar, lukisan, diserap ke dalam bahasa jawa kuno mengalami perubahan bentuk tulisan menjadi “ peta”, namun maknanya masih sama.
15.         Galak                 : dalam bahasa jawa kuno bermakna marah, kemarahan, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total yaitu menjadi buas dan suka melawan. Namun tulisannya masih tetap sama.
16.         Abâng                : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna merah, diserap ke dalam bahasa indonesia, mengalami perluasan makna yaitu tidak hanya bermakna merah tetapi juga kakak laki-laki atau saudara laki-laki yang lebih tua. Selain itu juga mengalami perubahan tulisan menjadi “abang”.
17.         Kâsih                 : dalam bahasa jawa kuno bermakna kasih, sayang. Diserap ke dalam bahasa indonesia memiliki makna yang sama tetapi mengalami perubahan tulisan menjadi “kasih”.
18.         Lawas                : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna lama, diserap kedalam bahasa indonesia tidak mengalami perubahan makna, bentuk maupun tulisan.
19.         Salah                  : dalam bahsa jawa kuno memiliki makna salah, diserap kedalam bahasa indonesia tidak mengalami perubahan bentuk, makna maupun tulisan.
20.         Dhana                : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna uang, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perluasan makna menjadi uang  yang disediakan untuk sesuatu keperluan, biaya, dan juga mengalami perrubahan tulisan menjadi “dana”.
21.         Warna                : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna macam, jenis, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total menjadi kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya, corak rupa. Namun bentuk tulisannya  masih tetap sama.
22.         Ulah                   : dalam bahsa jawa kuno memiliki makna perbuatan, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan bentuk makna menjadi tingkah laku, tindakan sikap ( yang biasanya menyalahi aturan atau norma), jadi bukan hanya perbuatan saja melainkan perbuatan yang melanggar aturan.
23.         Syapa                 : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna siapa atau kata tanya untuk menanyakan nomina insan, diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan tulisan menjadi “siapa”. Namun makna dan bentuknya masih sama.
24.         Apa                    : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna mengapa, diserap ke dalam bahasa indonesia megalami perubahan makna total menjadi kata tanya untuk menanyakan nama (jenis, sifat) sesuatu. Tetapi tulisannya masih tetap sama.
25.         Bâhu                  : dalam bahasa indonesia memiliki makna lengan, diserap ke dalam bahasa indonesia meglami perubahan tulisan menjadi “bahu” tetapi maknanya dan bentuknya masih sama.
26.         Muka                 : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna muka atau bagian depan kepala, dari dahi atas sampai ke dagu antara telinga yang satu dan yang lain. Diserap ke dalam bahasa indonesia tidak mengalami perubahan makna, bentuk maupun tulisan.
27.         Tonton               : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna lihatlah, diserap kedalam bahasa indonesiamengalami perubahan bentuk dari kata perintah lihatlah menjadi melihat ( pertunujukan, gambat hidup dsb). Namun tulisannya masih tetap sama.
28.         Catur                  : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna empat. Diserap kedalam bahasa indonesia mengalami perluasan makna jadi tidak hanya bermakna empat tetapi juga bermakna permainan oleh dua orang dilengkapi oleh buah catur sebanyak 16 buah hitam dan 16 buah putih.
29.         âgama                : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna ilmu, ( hukum agama). Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perluasan makna menjadi ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia dan lingkungannya. Sealin iu juga mengalami perubahan tulisan dari “âgama” menjadi “agama”.
30.         Laku                  : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna pergi (lah). Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulsannya masih sama. makna dalam bahasa indonesia yaitu perbuatan, gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat
31.         Arah                   : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna lekas, ayo. Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulisannya masih tetap sama. Makana alam bahasa indonesia yaitu tujuan, maksud
32.         Awas                 : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna nyata, terang. Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulisannya masih tetap sama. Makan alam bahasa indonesia yaitu dapat melihat dengan baik, tajam penglihatan.
33.         Gělap                 : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna petir. Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulisannya masih tetap sama. Makana alam bahasa indonesia yaitu tidak ada cahaya, kelam, tidak terang.
34.         Panggil               : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna agar, supaya. Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulisannya masih tetap sama. Makana alam bahasa indonesia yaitu mengajak (meminta) datang (kembali, mendekat, dsb) dengan menyerukan nama dsb.
35.         Kaku                  : dalam bahasa jawa kuno memiliki makna sudah pasti. Diserap ke dalam bahasa indonesia mengalami perubahan makna total tetapi tulisannya masih tetap sama. Makana alam bahasa indonesia yaitu keras tidak dapat dilentukkan, kejur, kejang 2. Keras dan liat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar